KATA PENGANTAR
Assalam mualaikum wr.wb
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah
yang maha kuasa karena berkat Dia-lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah
tentang virus yang di berikan oleh guru saya selaku pengajar mata
pelajaran biologi. Saya akan menyajikan makalah saya yang berjudul virus secara
sederhana agar dapat mudah di pahami. Di karenakan waktu yang sangat singkat
dan pengetahuan saya tentang virus sangat sedikit sehingga saya tidak dapat
menyajikan makalah ini dengan secara sangat lengkap akan tetapi saya menyajikan
makalah ini dengan maksimal.
Saya menyadari walaupun bagaimana saya
berusaha menyajikan makalah ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada
kekurangan. Jadi saya harapkan kritik dan saran dari dari Bapak, teman-teman,
dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya saya
dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam
kehidupan saya agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari saya apa bila ada
kata yang salah saya mohon maaf. Sekali lagi saya mengatakan saya sangat
berharap saran dan kritik agar saya dapat menjadi lebih baik lagi.
Wasalam mualaikum wr.wb
Gumelar
Lor, 06 Nopember 2014
Penyusun
Anisa Alfurochmatin
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ........................................................................................................................1
Daftar
isi.................................................................................................................................2
Bab I
Pendahuluan............................................................................................................................3
A.
Latar belakang ...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C.
Tujuan.................................................................................................................................6
Bab.II
ISI
A. Pembiakan
Virus..............................................................................................................7
1. Cara perbenihan jaringan (in vitro).................................................................................8
2.
Cara telur bertunas (in ovo)..............................................................................................9
B. Penyakit manusia
yang Disebabkan oleh Virus...............................................................10
C. Pencegahan dan Pengobatan............................................................................................11
Bab III
PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................................17
B.
Saran................................................................................................................................17
Daftar
Pustaka......................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di
luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya
merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).Virus sering diperdebatkan
statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi
biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan ( misalnya virus fluburung), atau tanaman (misalnya
virus mosaik tembakau/TMV).Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian
mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan
membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf
Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular
ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah
tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri
Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan
kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler
dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat
melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.Pendapat
Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh
ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembiakan virus ?
2. Penyakit apa yang di timbulkan oleh virus
?
3. bagaimana mencegah dan mengobati penyakit
yang di timbulkan oleh virus ?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang pembiakan virus
2. Agar mengetahui tentang penyakit yang di
timbulkan oleh virus
3. Untuk memahami dan mengetahui pencegahan
dan pengobatan penyakit yang ditimbulkan oleh virus
BAB II
ISI
A. Pembiakan Virus
Virus adalah parasit
obligat intrasel, karenanya virus tidak dapat berkembang biak di dalam medium
mati. Ada tiga cara mengembangbiakan virus, yaitu: cara perbenihan jaringan (in
vitro) dan telur bertunas (in ovo).
1.
Cara perbenihan jaringan (in vitro)
In vitro pada sel yang ditumbuhkan dalam bentuk potongan
organ (biakan organ), potongan kecil jaringan (biakan jaringan), sel-sel yang
telah dilepaskan dari pengikatnya (biakan sel). Biakan organ dan biakan
jaringan hanya dapat bertahan dalam beberapa hari sampai beberapa minggu saja.
Sedangkan biakan sel dapat bertahan beberapa hari sampai beberapa waktu yang
tak terbatas, tergantung pada jenis biakan. Biakan sel terbagi atas:
● Biakan sel primer
Sel diambil dalam keadaan
segar dari binatang. Sel demikian mampu secara terbatas membelah dan
selanjutnya mati, misalnya biakan primer berasal dari ginjal monyet, embrio
ayam, dll. Proses pembuatan biakan sel dimulai dengan pelepasan sel-sel dari
alat-alat tubuh dengan mengocok sepotong jaringan dengan larutan tripsin. Sel-sel yang didapatkan dalam suspensi ini kemudian
dibiakan dalam larutan pembenihan tertentu. Sel-sel akan tumbuh melekat pada
dinding tabung sampai mebentuk selapis jaringan yang siap digunakan untuk
pembiakan virus. Sel-sel ini dapat dipindahbiakan dengan membuat suspensi baru
dan disebarkan dalam tabung-tabung lain sehingga didapat biakan sekunder.
Tergantung pada asal sel, di dalam biakan jaringan akan didapatkan sel-sel
jenis tertentu. Misalnya biakan sel-sel jaringan yang berasal dari ginjal monyet
akan menghasilkan sel-sel jenis epitel. Biakan yang berasal dari embrio ayam
akan menghasilkan sel jenis fibroblas. Jenis sel tertentu diperlukan untuk
pembiakan virus-virus tertentu.
Virus yang dibiakan di dalam sel biakan jaringan dapat
menimbulkan ESP (Efek Sitopatogenik), seperti perubahan bentuk sel menjadi
lebih bulat, perubahan pada inti sel, kemungkinan pembentukkan jisim atau sel
sinsitia dan juga sel-sel akan melepas dari dinding tabung.infeksi selanjutnya
akan menyerang sel-sel disekitarnya dan bila pada tepat itu sudah ada banyak
sel yang terlepas, maka akan tampak sebagai tempat yang berlubang dan tempat
ini disebut plaque. Tiap virion infektif dalam biakan sel dapat
membentuk plaque dan ini dapat dipakai untuk titrasi virus,
sama halnya dengan pembentukkan koloni oleh kuman pada permukaan perbenihan
padat.
● Biakan sel haploid
Yaitu kumpulan satu jenis
sel yang mampu membelah kira-kira 100 kali sebelum mati.
● Biakan sel letusan
(continous cell lines culture)
Yaitu sel yang mampu
membelah tak terbatas. Kromosomnya sudah bersifat poliploid atau aneuploid. Dapat berasal dari sel tumor ganas ataupun sel diploid
yang telah mengalami transformasi. Diantaranya adalah sel Hela, Hep-2, KB yang
berasal dari manusia, BHK-21 yang berasal dari binatang hamster, sel LLC-MK
dari ginjal monyet, J-III dari leukemia manusia dan sebagainya.
Cara
pembiakan in vitro dapat bermanfaat untuk:
●
Isolasi primer virus dari bahan klinis. Untuk itu, dipilih sel yang mempunyai
kepekaan tinggi, mudah dan cepat menimbulkan ESP
●
Pembuatan vaksin. Untuk itu, dipilih sel yang mampu menghasilkan virus dalam
jumlah besar
●
Penyelidikan biokimiawi, biasanya dipilih biakan sel terusan dalam bentuk
suspensi
2.
Cara telur bertunas (in ovo)
Telur juga merupakan perbenihan virus yang sudah
steril dan embrio telur yang tumbuh di dalamnya tidak mebentuk zat anti yang
dapat mengganggu pertumbuhan virus. Karena telur merupakan sumber sel hidup
yang relatif murah untuk isolasi virus, maka cara in ovo ini
sering digunakan dalam laboratorium.
Cara pertama: dengan mempergunakan lapisan luar
(lapisan ektoderm) selaput korioalantois telur berembrio 10 hari. Cara
penanaman ini berguna untuk isolasi virus yang menyebabkan kelainan pada kulit
yang dulu digolongkan sebagai virus dermatotrofik seperti virus variola, virus
vaccinia, dan virus herpes. Tiap virion yang infektif akan meyerang sel-sel di
sekitarnya dan menibulkan reaksi inflamasi yang dapat dilihat sebagai bercak
putih yang disebut pock. Pock ini berlainan
ukurannya dan bersifat bergantung pada virus yang menyebabkannya. Cara
penanaman pada selaput korioalantois juga berguna untuk titrasi virus dan
titrasi antibodi terhadap virus dengan teknik menghitung jumlah pock.
Cara kedua: dengan menyuntikkan bahan ke dalam ruang
anion terlur berembrio yang berumur 10-15 hari. Cara ini terutama untuk isolasi
virus influenza dan virus parotitis karena virus ini tumbuh di dalam sel epitel
paru-paru embrio yang sedang berkembang. Adanya perkembangan virus dikenal dengan
adanya reaksi hemaglutinasi.
Contoh penyakit manusia yang umum yang
disebabkan oleh virus termasuk pilek, influenza, cacar air dan luka dingin.
Banyak penyakit serius seperti ebola, AIDS, flu burung dan SARS disebabkan oleh
virus. Kemampuan relatif dari virus untuk menyebabkan penyakit dijelaskan dalam
hal virulensi. Penyakit lainnya yang sedang diselidiki, apakah mereka juga
memiliki virus sebagai agen penyebab, seperti hubungan yang mungkin antara
virus herpes manusia enam (HHV6) dan penyakit saraf seperti multiple sclerosis
dan sindrom kelelahan kronis. Ada kontroversi mengenai apakah virus Borna, yang
sebelumnya diduga menyebabkan penyakit saraf pada kuda, bisa bertanggung jawab
untuk penyakit kejiwaan pada manusia.
Virus memiliki mekanisme yang berbeda dengan
yang mereka hasilkan penyakit pada organisme, yang sebagian besar tergantung
pada spesies virus. Mekanisme pada tingkat sel terutama meliputi lisis sel,
kematian terbuka dan selanjutnya melanggar sel. Pada organisme multiseluler,
jika sel-sel cukup mati seluruh organisme akan mulai untuk menderita efek.
Meskipun virus menyebabkan gangguan homeostasis sehat, mengakibatkan penyakit,
mereka mungkin ada yang relatif tidak berbahaya dalam suatu organisme. Sebuah
contoh akan mencakup kemampuan dari virus herpes simplex, yang menyebabkan luka
dingin, untuk tetap dalam keadaan aktif dalam tubuh manusia. Ini disebut
latency dan merupakan karakteristik dari semua virus herpes termasuk virus
Epstein-Barr, yang menyebabkan demam kelenjar, dan virus varicella zoster, yang
menyebabkan cacar air. Kebanyakan orang telah terinfeksi dengan setidaknya
salah satu jenis virus herpes. Namun, virus ini mungkin kadang-kadang laten
bermanfaat, sebagai kehadiran virus dapat meningkatkan kekebalan terhadap
bakteri patogen, seperti''''pestis Yersinia. Di sisi lain, cacar air infeksi
laten kembali di kemudian hari sebagai penyakit yang disebut herpes zoster.
Beberapa virus dapat menyebabkan infeksi
seumur hidup atau kronis, di mana virus terus bereplikasi dalam tubuh meskipun
mekanisme pertahanan tuan rumah. Ini adalah umum pada hepatitis B virus dan
infeksi virus hepatitis C. Orang yang terinfeksi kronis yang dikenal sebagai
pembawa, karena mereka berfungsi sebagai reservoir virus menular. Dalam
populasi dengan proporsi yang tinggi dari operator, penyakit ini dikatakan
endemik. Berbeda dengan infeksi virus akut litik kegigihan ini menyiratkan
interaksi kompatibel dengan organisme inang. Virus persisten bahkan mungkin
memperluas potensi evolusioner dari spesies inang.
Epidemiologi
Epidemiologi virus adalah
cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan transmisi dan pengendalian
infeksi virus pada manusia. Penularan virus bisa vertikal, yaitu dari ibu ke
anak, atau horizontal, yang berarti dari orang ke orang. Contoh transmisi vertikal
termasuk virus hepatitis B dan HIV di mana bayi lahir sudah terinfeksi virus.
Lain, lebih jarang, contohnya adalah virus varicella zoster, yang meskipun
menyebabkan infeksi relatif ringan pada manusia, dapat berakibat fatal bagi
bayi yang baru lahir janin dan.
Transmisi horizontal adalah
mekanisme yang paling umum penyebaran virus dalam populasi. Transmisi dapat
pertukaran darah dengan aktivitas seksual, misalnya HIV, hepatitis B dan
hepatitis C; melalui mulut dengan pertukaran air liur, misalnya virus Epstein-Barr,
atau dari makanan yang terkontaminasi atau air, norovirus misalnya; dengan
menghirup virus dalam bentuk aerosol, misalnya virus influenza, dan oleh vektor
serangga seperti nyamuk, misalnya demam berdarah. Tingkat atau kecepatan
penularan infeksi virus tergantung pada faktor-faktor yang meliputi kepadatan
penduduk, jumlah individu yang rentan, (yaitu orang-orang yang tidak kebal),
kualitas perawatan kesehatan dan cuaca.
Epidemiologi digunakan
untuk memutus rantai infeksi pada populasi selama wabah penyakit virus. Langkah
pengendalian yang digunakan yang didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana
virus ditularkan. Hal ini penting untuk menemukan sumber, atau sumber, wabah
dan untuk mengidentifikasi virus. Setelah virus telah diidentifikasi, rantai
penularan kadang-kadang bisa dipatahkan oleh vaksin. Ketika vaksin tidak
tersedia sanitasi dan desinfeksi bisa efektif. Seringkali orang terinfeksi
diisolasi dari sisa masyarakat dan orang-orang yang telah terkena virus
ditempatkan di karantina. Untuk mengontrol wabah penyakit kaki dan mulut pada
sapi di Inggris pada tahun 2001, ribuan ternak dibantai. Sebagian besar infeksi
virus dari manusia dan hewan lain memiliki periode inkubasi selama infeksi
tidak menyebabkan tanda-tanda atau gejala. Inkubasi periode untuk penyakit
virus berkisar dari beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi kebanyakan
infeksi dikenal. Agak tumpang tindih, tetapi terutama setelah periode inkubasi,
ada periode penularan, waktu ketika seorang individu yang terinfeksi atau hewan
menular dan dapat menginfeksi orang lain atau hewan. Hal ini juga dikenal untuk
infeksi virus banyak dan pengetahuan panjang kedua periode penting dalam
pengendalian wabah. Ketika wabah menyebabkan proporsi sangat tinggi dari kasus
di wilayah populasi, masyarakat atau mereka disebut epidemi. Jika wabah
menyebar ke seluruh dunia mereka disebut pandemi.
Epidemi
dan pandemi
Populasi penduduk asli Amerika hancur oleh
penyakit menular, terutama penyakit cacar, yang dibawa ke Amerika oleh kolonis
Eropa. Tidak jelas berapa banyak penduduk asli Amerika tewas oleh penyakit
asing setelah kedatangan Columbus di Amerika, namun jumlah telah diperkirakan
akan mendekati 70% dari penduduk pribumi. Kerusakan yang dilakukan oleh
penyakit ini secara signifikan dibantu upaya Eropa untuk menggantikan dan
menaklukkan penduduk asli. Pandemi adalah epidemi di seluruh dunia. Pandemi flu
tahun 1918, sering disebut sebagai flu Spanyol, kategori 5 pandemi influenza
disebabkan oleh influenza yang luar biasa parah dan mematikan virus. Para
korban seringkali orang dewasa muda sehat, berbeda dengan wabah influenza yang
paling, yang sebagian besar mempengaruhi pasien remaja, lanjut usia, atau
melemah. Pandemi flu Spanyol berlangsung 1918-1919. Perkiraan Lama mengatakan
itu menewaskan 40-50 juta orang, sementara penelitian yang lebih baru
menunjukkan bahwa mungkin telah membunuh sebanyak 100 juta orang, atau 5% dari
populasi dunia pada tahun 1918.
Sebagian besar peneliti percaya bahwa HIV
berasal dari sub-Sahara Afrika selama abad kedua puluh, sekarang pandemi,
dengan 38,6 juta orang diperkirakan kini hidup dengan penyakit di seluruh
dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa Program Bersama tentang HIV / AIDS (UNAIDS)
dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh
lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981,
menjadikannya salah satu epidemi yang paling destruktif dalam mencatat sejarah.
Pada tahun 2007 ada 2,7 juta infeksi HIV baru dan 2 juta kematian terkait HIV.
Beberapa patogen virus yang sangat mematikan adalah anggota Filoviridae''''.
Filoviruses adalah filamen seperti virus yang menyebabkan demam hemoragik
virus, dan termasuk ebola dan virus Marburg. Virus Marburg menarik perhatian
pers luas pada bulan April 2005 untuk wabah di Angola. Dimulai pada Oktober
2004 dan terus ke 2005, wabah itu epidemi terburuk di dunia dari segala jenis
virus demam berdarah.
Kanker
Virus merupakan penyebab kanker yang
didirikan pada manusia dan spesies lainnya. Kanker virus hanya terjadi pada
sebagian kecil orang yang terinfeksi (atau hewan). Virus kanker berasal dari
berbagai keluarga virus, termasuk virus RNA dan DNA, dan sehingga tidak ada
satu jenis "oncovirus" (istilah usang awalnya digunakan untuk
retrovirus akut mengubah). Perkembangan kanker ditentukan oleh berbagai faktor
seperti kekebalan host dan mutasi dalam host. Virus diterima menyebabkan kanker
pada manusia mencakup beberapa genotipe human papillomavirus, virus hepatitis
B, virus hepatitis C, virus Epstein-Barr, sarkoma Kaposi yang terkait virus
herpes dan human T-lymphotropic virus. Virus kanker yang paling baru ditemukan
manusia adalah polyomavirus (polyomavirus sel Merkel) yang menyebabkan
kebanyakan kasus suatu bentuk yang jarang dari kanker kulit yang disebut
karsinoma sel Merkel.
Virus hepatitis dapat berkembang menjadi
infeksi virus kronis yang mengarah ke kanker hati. Infeksi oleh human
T-lymphotropic virus dapat menyebabkan paraparesis spastik tropis dan dewasa
T-cell leukemia. Human papillomaviruses merupakan penyebab mapan kanker leher
rahim, kulit, anus penis, dan. Dalam''Herpesviridae'', sarkoma-terkait virus
herpes Kaposi menyebabkan sarkoma Kaposi dan limfoma rongga tubuh, dan
Epstein-Barr virus penyebab limfoma Burkitt, limfoma Hodgkin, B gangguan
lymphoproliferative dan karsinoma nasofaring. Sel Merkel polyomavirus terkait
erat dengan SV40 dan polyomaviruses mouse yang telah digunakan sebagai model hewan
untuk virus kanker selama lebih dari 50 tahun.
Mekanisme pertahanan tuan rumah
Garis pertama pertahanan tubuh terhadap virus
adalah sistem kekebalan tubuh bawaan. Ini terdiri dari sel-sel dan mekanisme
lain yang membela tuan rumah dari infeksi dengan cara yang non-spesifik. Ini
berarti bahwa sel-sel dari sistem bawaan mengenali, dan merespon, patogen
dengan cara yang umum, tapi tidak seperti sistem kekebalan tubuh adaptif, itu
tidak memberikan kekebalan jangka panjang atau pelindung tuan rumah. Interferensi
RNA adalah pertahanan bawaan penting terhadap virus. Banyak virus memiliki
strategi replikasi yang melibatkan RNA untai ganda (dsRNA). Ketika seperti
virus menginfeksi sel, ia melepaskan nya molekul RNA atau molekul, yang segera
mengikat kompleks protein yang disebut pemain dadu yang memotong RNA menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Sebuah jalur biokimia yang disebut kompleks
RISC diaktifkan, yang menurunkan mRNA virus dan sel bertahan infeksi.
Rotaviruses menghindari mekanisme ini dengan tidak uncoating sepenuhnya di
dalam sel dan dengan melepaskan mRNA yang baru dihasilkan melalui pori-pori di
dalam kapsid partikel. Para dsRNA genomik tetap dilindungi di dalam inti dari
virion.
Ketika sistem kekebalan tubuh adaptif dari
suatu pertemuan vertebrata virus, menghasilkan antibodi spesifik yang mengikat
virus dan membuat itu tidak menular. Ini disebut imunitas humoral. Dua jenis
antibodi penting. Yang disebut pertama IgM sangat efektif menetralkan virus
tetapi hanya diproduksi oleh sel-sel dari sistem kekebalan tubuh selama
beberapa minggu. Yang kedua, disebut, IgG diproduksi tanpa batas. Kehadiran IgM
dalam darah host digunakan untuk menguji untuk infeksi akut, sementara IgG
menunjukkan infeksi waktu di masa lalu. IgG antibodi diukur ketika tes untuk
kekebalan dilakukan. Sebuah pertahanan kedua vertebrata terhadap virus disebut
imunitas yang diperantarai sel dan melibatkan sel-sel imun yang dikenal sebagai
sel T. Sel-sel tubuh terus-menerus menampilkan fragmen singkat mereka pada
protein permukaan sel, dan jika sebuah sel T mengenali fragmen virus yang
mencurigakan di sana, sel inang dihancurkan oleh sel T pembunuh''''dan
virus-spesifik T-sel berkembang biak. Sel-sel seperti makrofag adalah spesialis
di presentasi antigen. Produksi interferon merupakan mekanisme pertahanan yang
penting tuan. Ini adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika virus hadir.
Perannya dalam kekebalan yang kompleks, namun pada akhirnya menghentikan virus
dari mereproduksi dengan membunuh sel yang terinfeksi dan tetangga dekatnya.
Tidak semua infeksi virus menghasilkan respon
imun protektif dengan cara ini. HIV menghindari sistem kekebalan tubuh dengan
terus-menerus mengubah urutan asam amino dari protein pada permukaan virion.
Virus ini terus-menerus menghindari kontrol kekebalan tubuh dengan penyerapan,
blokade presentasi antigen, resistensi sitokin, penghindaran dari aktivitas sel
pembunuh alami, melarikan diri dari apoptosis, dan antigenic shift. Virus lain,
yang disebut''''neurotropic virus, yang disebarkan oleh saraf tersebar dimana
sistem kekebalan tubuh mungkin tidak dapat menjangkau mereka.
C. Pencegahan dan Pengobatan
Karena virus menggunakan jalur metabolik
vital dalam sel inang untuk meniru, mereka sulit untuk menghilangkan tanpa
menggunakan obat yang menimbulkan efek toksik untuk host sel pada umumnya.
Pendekatan medis yang paling efektif untuk penyakit virus vaksinasi pencegahan
untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi, dan obat antivirus yang selektif
mengganggu replikasi virus.
Vaksin
Vaksinasi adalah cara yang murah dan efektif
untuk mencegah infeksi oleh virus. Vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi
virus jauh sebelum penemuan virus yang sebenarnya. Penggunaan mereka telah
menghasilkan penurunan dramatis dalam morbiditas (penyakit) dan mortalitas (kematian)
yang berhubungan dengan infeksi virus seperti polio, campak, gondok dan rubela.
Infeksi cacar telah diberantas. Vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi
virus selama tiga belas manusia, dan lebih banyak digunakan untuk mencegah
infeksi virus hewan. Vaksin dapat terdiri dari virus hidup yang dilemahkan atau
dibunuh, atau protein virus (antigen). Vaksin hidup berisi bentuk lemah dari
virus yang menyebabkan penyakit. Virus seperti ini disebut dilemahkan. Vaksin
hidup dapat berbahaya apabila diberikan pada orang dengan kekebalan lemah,
(yang digambarkan sebagai immunocompromised), karena dalam orang-orang ini,
virus yang lemah dapat menyebabkan penyakit asli. Bioteknologi dan teknik
rekayasa genetik yang digunakan untuk memproduksi vaksin subunit. Vaksin ini
hanya menggunakan protein kapsid virus. Vaksin hepatitis B adalah contoh dari
jenis vaksin. Vaksin subunit yang aman untuk pasien immunocompromised karena
mereka tidak dapat menyebabkan penyakit. Virus vaksin demam kuning, strain
hidup yang dilemahkan disebut 17D, mungkin vaksin yang paling aman dan paling
efektif yang pernah dihasilkan.
Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan
obat antivirus telah meningkat pesat. Ini telah didorong oleh pandemi AIDS.
Obat antivirus analog nukleosida sering, (blok bangunan DNA palsu), yang
dimasukkan ke dalam genom virus mereka selama replikasi. Siklus hidup virus
tersebut kemudian dihentikan karena DNA yang baru disintesis tidak aktif. Hal
ini karena kurangnya analog gugus hidroksil, yang, bersama dengan atom fosfor,
link bersama untuk membentuk "tulang punggung" yang kuat dari molekul
DNA. Hal ini disebut DNA pemutusan rantai. Contoh analog nukleosida yang
asiklovir untuk herpes simpleks infeksi virus dan lamivudine untuk HIV dan
Hepatitis B infeksi virus. Asiklovir adalah salah satu obat antivirus tertua
dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan
penggunaan yang berbeda dari siklus hidup virus. HIV adalah tergantung pada
enzim proteolitik yang disebut protease HIV-1 untuk itu untuk menjadi
sepenuhnya menular. Ada kelas besar obat yang disebut inhibitor protease yang
menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C disebabkan oleh virus RNA. Dalam 80% dari
orang yang terinfeksi, penyakit ini kronis, dan tanpa pengobatan, mereka
terinfeksi selama sisa hidup mereka. Namun, sekarang ada pengobatan yang
efektif yang menggunakan analog nukleosida obat ribavirin dikombinasikan dengan
interferon. Pengobatan kurir kronis dari virus hepatitis B dengan menggunakan
strategi yang sama menggunakan lamivudine telah dikembangkan.
BAB II
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanya virus
tidak dapat berkembang biak di dalam medium mati. Ada dua cara mengembangbiakan
virus, yaitu: cara perbenihan jaringan (in vitro) dan telur bertunas (in ovo).
2. Perbenihan jaringan (in vitro), pembiakannya
terbagi atas : Biakan sel primer, biakan sel haploid, dan biakan sel letusan
(continous cell lines culture).
3. Pembiakan dengan
cara telur bertunas (in ovo), pembiakan terdiri atas : Cara pertama:
dengan mempergunakan lapisan luar (lapisan ektoderm) selaput korioalantois
telur berembrio 10 hari. Cara kedua: dengan menyuntikkan bahan ke dalam ruang
anion terlur berembrio yang berumur 10-15 hari.
4. Contoh
penyakit manusia yang umum yang disebabkan oleh virus termasuk pilek,
influenza, cacar air dan luka dingin. Banyak penyakit serius seperti ebola,
AIDS, flu burung dan SARS.
5. cara mencegah dan mengobati penyakit yang ditimbulkan
oleh virus, antara lain : Vaksin,
obat antivirus
B. Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula
dengan virus. Virus memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin
orang menjadi pintar semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu
atas segala sesuatu. Dan kita tidak boleh menganggap ringan tintang hal yang
kecil karena sesuatu yang kecil itu bahkan lebih membahayakan dari pada hal
yang besar sehingga kebanyakan orang yang terkenal(orang besar) jatuh karena
tidak melihat hal yang kecil itu.
Daftar pustaka
http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/virologi/ tentang
pembiakan virus
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian%29.aspx penyakit
yang disebabkan oleh virus
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian%29.aspx pencegahan
dan pengobatan untuk enyakit yang di timbulkan oleh virus